Tuesday 6 August 2013

Catatan Sebuah Perjalanan Kita

" Yang selalu ditunggu-tunggu akhirnya datang. Sang Isteri, hatinya gembira ketika mengetahui bahawa dirinya tengah mengandung beberapa minggu. Seketika berita gembira ini dikhabarkan pada sang suami yang penat dengan kerjanya....

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dengan sangat hati-hati sang isteri menjaga kandungannya agar tetap sihat. Memilih makanan yang bergizi demi sang anak agar anaknya membesar dengan baik di dalam perut. Setiap pagi sang suami mengelus perut sang isteri yang kian hari kian membesar. “Nak, cepat lahir ya. boleh teman abi pergi mana2.” Sang isteri tidak terima, memasang wajah manja. “Jangan nak, jangan ikut abi. Nanti baca buku dengan ibu.” Keduanya tertawa, begitulah yang terjadi pada salah satu pagi bersama anak yang masih dalam kandungan.

Mendekati bulan kesembilan, sang isteri semakin hati-hati menjaga kandungannya, sementara abi semakin giat bekerja demi menyambut kelahiran sang anak tercinta. Betapa orang tua selalu menanti anaknya. Harinya telah tiba, sang suami tergopoh-gopoh membawa isterinya ke hospital. Mencari doktor terbaik dan hospital terbaik demi proses kelahiran anaknya. Ruangan lengkap dengan aircond pun tak kuasa menahan peluh yang mengalir keluar.

“Allahh..” Satu jeritan yang terdengar dari sang isteri, maka satu terbit doa dari sang suami, “Ya Allah, lindungilah isteri dan anakku.” Satu jeritan lagi terdengar, terbit satu doa lagi terucap, “Ya Allah, mudahkanlah segala urusan ini. Engkau adalah Maha segalanya, maka mudahkanlah proses kelahiran ini.” Satu jeritan lebih keras lagi terdengar, satu doa lagi terucap, “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku memohon, hanya kepada-Mu aku meminta perlindungan. Izinkan aku untuk selalu bersama anak dan isteriku, mencintai mereka, dan menyayangi mereka kerana-Mu, ya Rabbi.”

“uwekkkk” satu tangisan halus dan nyaring pula terdengar. Semua yang menunggu di luar wad bersalin berdiri. Sang suami, hanya dengan satu tangisan keras tadi saja, dia tersungkur, bersujud, mengucapkan beribu-ribu syukur atas kelahiran anaknya. Tak hanya hatinya saja yang menginginkan kebahagiaan, tapi kini airmatanya deras mensyukuri apa yang baru saja Allah berikan padanya.
Itu hanya salah satu situasi. Betapa orang tua selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mulai dari kita belum lahir, hingga kita dewasa. Dan setelah kita dewasa, seperti jarang untuk melakukan yang terbaik untuk orang tua kita.

Untuk kalian yang semalam, hari ini, atau entah bila waktu yang lalu, yang sampai hari ini masih menyimpan marah pada orang tua kalian, yang sampai hari ini masih suka membantah, tidak sengaja berkata kasar, maka hentikan. Berkatalah yang lembut pada orang tua kita. Kerana jika masa lalu boleh diputar membawa kalian pada hari kelahiran kalian, pada saat-saat ketika kita masih kecil, belum tahu apa-apa, orang tua kita yang selalu berada disisi kita. Seboleh mungkin melindungi kita, dari gigitan nyamuk terkecil sekali pun.

Hari ini, sudahkah kita mengatakan sayang pada orang tua kita?

No comments:

Post a Comment